Luna adalah murid SD kelas 4 yang pintar dan menjadi kebanggaan banyak guru dan teman-temannya. Luna memiliki sahabat dekat Tiara dan Putri. Namun ada satu murid di kelas yang iri dengan Luna, bernama Sasha. Suatu hari saat pembagian nilai ulangan Matematika Sasha sangat geram sekali karena mendapat nilai 8 sedangkan Luna mendapat nilai sempurna 10. Karena Sasha kesal merasa tersaingi, muncullah niat buruk Sasha.
Pada jam istirahat saat semua anak bermain di halaman dan jajan di kantin, Sasha tidak keluar dari kelasnya, Sasha membuka tas Luna dan mengambil buku tugas Sasha dan menyembunyikannya di laci mejanya. Bel pun berdering tanda jam istirahat telah usai. Bu Anna masuk ke dalam kelas. “anak – anak kumpulkan PR Bahasa Indonesia kemarin sekarang ya” kata bu Anna lembut. Luna gelisah karena buka tugasnya tidak ada, namun Luna yakin sekali sudah memasukkan bukunya di dalam tas. Saat bu Anna menghitung jumlah buku tugasnya ada 1 yang kurang bu Anna bertanya “mengapa jumlahnya hanya ada 29 padahl hari ini murid masuk semua harusnya ada 30, apa ada murid yang belum memngumpulkan ? Luma mengacungkan tangan, “Bu maaf buku tugas saya hilang” jawab Luna lirih. “Ibu tidak menerima alasan apapun kamu harus dihukum.” jawab bu Anna dengan nada tinggi. Akhirnya Luna dihukum tidak boleh mengikuti jam pelajaran Bu anna dan disuruh mencabuti rumput halaman. Dan Sasha meledeknya dengan puas, Luna sedih sekali. Saat jam pulang Luna beberes mejanya dan bercerita pada dua sahabatnya Tiara dan Putri Luna masih kesal sekali kenapa buku tugasnya bisa hilang mendadak. “Aku curiga ada yang iseng, tak mungkin buku itu tau tau tidak ada di tasku, sepertinya Sasha pelakunya dia tadi meledekku dengan puas saat aku dihukum” kata Luna. “waa.. bisa jadi Sasha kan iri banget sama kamu Lun” kata Putri. “astagfirullah, kita kan gapunya bukti apa-apa Sasha pelakunya, kita tidak boleh berburuk sangka seperti itu.” jawab Tiara. Karena Luna penasaran, Luna menghampiri mejan Sasha dan melihat laci mejanya buku tugasnya ternyata ada disitu Luna begitu kesal sekali. Lalu dia mempunyai niat buruk untuk berbalas dendam.
Keesokan harinya Luna berangkat pagi dan menaruh tikus mainan di laci meja Sasha. Saat jam masuk berbunyi dam Sasha duduk Sasha terkaget saat memegang tikus mainan itu, sontak Sasha berteriak melempar tikus itu dan anak – anak lainpun juga berteriak takut. Bu Anna sangat marah sekali, ada yang usil dengan membawa tikus mainan ke sekolah karena tidak ada yang mau mengaku Bu Anna pun mengancam akan menghukum seluruh murid kalau tidak ada yang mau mengaku. Luna pun mengaku “maaf bu saya pelakunya” Luna mengacungkan tangan. Semua murid kaget Luna bisa sejahil itu. “Luna ibu gak nyangka kamu bisa melakukan itu” Jawab bu Anna dengan nada kesal. “Maaf bu saya kesal dengan Sasha karena dia yang kemaren menyembunikan buku tugas saya di lacinya. “Betul itu Sasha? “tanya bu Anna. “iya bu maaf saya kesal karena nilai matematika saya kalah dengan Luna” jawab Sasha dengan penuh penyesalan. Baiklah kalau begitu ibu tidak akan menghukum kalian, asalkqn sekarang kalian saling bermaafan. Akhirnya Luna dan Sasha saling memaafkan.